
Sabtu, 04 Mei 2013 | 06.42 | 0Comment(s)
Waktu kayaknya emang berjalan begitu cepat ya,
Dia yang sering aku bicarakan disini kini bukan milikku lagi
Anehnya aku sama sekali tidak menangis saat menulis ini.
Yah mungkin hanya sisa rasa sesak dan menyesal yang tertinggal
Menyesali begitu bodohnya aku menerimanya dulu
Membuka hatiku lebar-lebar membiarkannya leluasa bermain disana tanpa perduli apa yang ia lakukan disana.
Hingga akhirnya dia meyakitiku, lalu meninggalkanku
Miris.
Bahkan terlebih mirisnya aku ditinggalkan karena dia telah temukan sosok lain untuk dipermainkan lagi.
Kini aku merasa begitu menyedihkan.
Hahhh sakit rasanya tapi entah kenapa air mataku ga pernah mau untuk keluar, sekedar untuk membasuh luka saja tidak.
Terus saja aku dirundung rasa menyesal atas kebodohanku sendiri, hingga akhirnya seorang sahabat baikku menyadarkanku dengan sebuah tweet-nya
Waw serta merta aku tersadar.
Awal hubunganku dengan dia memang tidak berbeda jauh dengan akhirnya,
Kebohongan.
Dia yang awalnya (ngakunya hanya mengagumi) temanku tiba-tiba berbalik mendekatiku menghujamku dengan kata-kata manis bullshitnya yang sangat sangat berhasil membuatku terbang dan menerimanya.
Terus saja ia lontarkan kata-kata bullshitnya itu hingga makin membuatku tak sadar aku tlah berada dimana
Bahagiaku semu.
Bodohnya aku bertahan hingga enam belas bulan lamanya
Tak peduli orang-orang disekitarku berteriak bahkan menamparku untuk mengentikan langkahku untuk berlari menjauhinya
Aku tak memedulikaan mereka, yang selalu peduli akan kebahagiaanku
Bodohnya aku Tuhan.......
Hingga akhirnya kebohongan itu memang membawa kami pada suatu perpisahan
Ya, aku terlalu lelah akan sikapnya.
Ia sudah tidak memberikanku kata-kata bullshit lagi, tapi parahnya ia sudah sama sekali tidak memperdulikanku.
Layaknya aku ini hanya tembok yang hanya di punggunginya untuk dijadikan tempatnya bersandar
Terlebih dia telah berganti melontarkan bualan bualannya pada wanita cewek lain. seolah aku tidak ada.
Emosiku memuncak dan keluarlah kalimat itu..
'Putus'
Anehnya dia masih menyangkal ini bukan karena orang ketiga
Sekali lagi aku sadar ia berbohong, bodohnya aku mencoba percaya saja jika ia memang benar-benar tidak mempunyai yang lain.
Dia masih saja terus menahanku untuk berada di sisinya meski kata itu telah terlontar dari mulutku.
Dan dengan bejatnya dia juga tetap mendekati cewek itu
Ah apakah semua lelaki suka dengan permainan semacam ini?
Kini aku benar-benar menyerah.
Benar-benar membencinya.
Mendengar namanya saja alergi.
Kubuang semua pemberian darinya
Karena aku tau itu semua hanyalah kebohongan dan tak ada guna jika terus disimpan.
Kini aku membencimu, Sangat.
Label: Curhat, G A L A U, LifeLesson, Memories